Warga Singapura Pemegang Kripto Naik 24,4% di 2025

Perkembangan Pembayaran Kripto di Singapura

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan pembayaran kripto telah berkembang pesat di seluruh dunia, dan Singapura tidak terkecuali. Menjadi salah satu pusat keuangan terbesar di Asia, Singapura kini menjadi tempat di mana merek elektronik konsumen besar mulai menerima pembayaran dalam bentuk mata uang digital secara langsung. Menurut data terbaru, 52% dari pemegang kripto di Singapura telah menggunakan aset digital untuk melakukan pembayaran.

Belanja daring berkontribusi signifikan terhadap penggunaan pembayaran kripto dengan persentase mencapai 35,7%. Sementara itu, pembayaran tagihan menyusul dengan kontribusi sebesar 17,2%. Meningkatnya volume transaksi ini menunjukkan minat yang besar dari masyarakat, terutama generasi muda, untuk bertransaksi menggunakan aset digital.

Inovasi Pembayaran dan Pengalaman Pengguna

Peningkatan transaksi telah menarik perhatian perusahaan-perusahaan besar, yang kini memimpin dalam inovasi pembayaran. Implementasi sistem pembayaran kripto yang efektif menjadi prioritas utama untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Salah satu terobosan notable adalah melalui kemitraan Crypto.com Pay, yang menyederhanakan proses pembayaran dengan aset digital, sehingga menjadikan transaksi lebih cepat dan efisien.

Kripto sebagai Metode Pembayaran Praktis

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menerima pembayaran kripto, aset digital kini dianggap sebagai metode pembayaran yang praktis di Singapura. Hal ini didorong oleh meningkatnya minat generasi muda, yang semakin akrab dengan teknologi dan inovasi keuangan. Data menunjukkan bahwa volume transaksi kripto di Singapura melonjak hampir mencapai USD 1 milyar pada kuartal kedua tahun 2024, menandai level tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Partisipasi Besar dalam Penggunaan Kripto

Laporan dari Straits Times mengungkapkan bahwa tingkat kepemilikan kripto di Singapura meningkat menjadi 26% pada tahun 2024. Dengan meningkatnya tingkat kepemilikan tersebut, ada juga rencana positif dari 67% individu untuk menggunakan token kripto dalam transaksi di masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya dan menerima keberadaan aset digital dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Statistik menarik lainnya menunjukkan bahwa 41% dari pengguna yang lebih muda menggunakan kripto untuk belanja online, diikuti oleh 36% lainnya yang memanfaatkan kripto untuk membayar tagihan, dan 27% melakukan pembelian di dalam toko. Dalam konteks ini, perusahaan seperti Sony menunjukkan inovasi dengan mengintegrasikan pembayaran menggunakan stablecoin USDC, yang memberikan kemudahan dan keamanan bagi konsumen dalam melakukan pembelian menggunakan aset digital.

Pola Penggunaan Kripto Berdasarkan Generasi

Namun, pola penggunaan kripto bervariasi menurut generasi. Di antara mereka yang berusia 45 tahun ke atas, sekitar 43% menggunakan kripto untuk transfer antar teman dan keluarga. Meskipun adopsi kripto mengalami peningkatan yang signifikan, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Kompleksitas dalam penggunaan dan penerimaan yang terbatas oleh pedagang menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan lebih lanjut.

Dari laporan yang diterbitkan Atmos, Singapura mengalami pertumbuhan adopsi kripto yang sangat pesat, mencapai 150%, dengan hampir 25% penduduk memiliki aset digital. Meskipun demikian, masih terdapat 54% pemegang kripto yang merasa frustrasi karena keterbatasan dalam penerimaan oleh para pedagang.

Kompleksitas dan Tantangan Keberlanjutan

Meskipun penggunaan kripto terus meningkat, lebih dari 60% responden menganggap bahwa kripto itu rumit. Rasa ketidakpastian ini dipengaruhi oleh faktor keamanan, dimana 60% pengguna mengaku khawatir akan masalah tersebut. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi dan pendekatan yang lebih baik dari pihak terkait dalam membantu masyarakat memahami kripto dan manfaatnya.

Peringkat Global dan Posisi Singapura

Di tingkat global, Uni Emirat Arab (UEA) telah menjadi pemimpin dalam adopsi kripto, dengan tingkat kepemilikan kripto tertinggi sebesar 25,3%. Meskipun UEA memimpin dalam adopsi global, Singapura tetap mempertahankan posisinya yang kompetitif dengan angka kepemilikan meningkat dari 24,4% pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Singapura tetap menjadi pusat penting untuk inovasi dan adopsi teknologi keuangan.

Kerjasama antara berbagai perusahaan dan perbankan berjalan lancar, mendorong pertumbuhan ekosistem kripto secara keseluruhan. Terlebih lagi, negara ini telah menjadi lokasi yang menarik bagi investor dan pelaku industri, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan fintech.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, adopsi kripto di Singapura menunjukkan tren yang positif sejalan dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dan dukungan dari perusahaan besar. Meskipun ada tantangan seperti penerimaan dan kompleksitas, masyarakat Singapura semakin mempercayai kripto sebagai metode pembayaran yang sah dan praktis. Inisiatif pemerintah dan sektor swasta yang saling mendukung akan berkontribusi pada pertumbuhan ekosistem kripto yang lebih luas di masa depan.

Dengan terus berkembangnya teknologi dan kerjasama yang erat antara berbagai pihak, masa depan pembayaran kripto di Singapura tampak cerah dan memberikan banyak peluang bagi penggunanya.