Georgia Pecat Polisi Massal: Berantas Korupsi, Sukseskah?

Pada tahun 2004, Georgia, di bawah kepemimpinan Presiden Mikheil Saakashvili, memulai transformasi besar-besaran untuk memerangi korupsi yang merajalela, terutama di dalam kepolisian. Reformasi ini menjadi prioritas utama setelah Saakashvili terpilih.

Saakashvili menyadari bahwa polisi, yang seharusnya melindungi masyarakat, justru terlibat dalam praktik pemerasan dan memperkaya diri sendiri. Survei pada tahun 2003 menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil warga Georgia yang mempercayai polisi.

Upaya awal untuk meningkatkan gaji polisi hingga 20 kali lipat ternyata tidak cukup efektif. Sebagai respons, Saakashvili mengambil langkah drastis dengan memecat sekitar 30.000 polisi lalu lintas yang diduga korup. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, tetapi terbukti ampuh.

Pemerintah Georgia kemudian merekrut polisi baru dengan standar integritas yang tinggi dan memberikan gaji yang layak. Proses rekrutmen menekankan kualitas daripada kuantitas. Jumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri berkurang secara signifikan.

Reformasi ini membawa dampak positif yang signifikan. Polisi menjadi lebih profesional dan ramah, serta melayani masyarakat dengan baik. Warga mulai mempercayai polisi dan mengandalkan mereka untuk berbagai urusan, bahkan yang sederhana seperti kehilangan barang.

Kejahatan secara keseluruhan menurun drastis, menjadikan Georgia salah satu negara teraman di dunia. Pembajakan mobil dan pencurian kendaraan, yang sebelumnya marak, hampir hilang sepenuhnya.

Kebijakan ini mendapat pengakuan dari Bank Dunia karena berhasil mengurangi korupsi secara signifikan. Reformasi kepolisian di Georgia menjadi contoh bagaimana tindakan tegas, perekrutan tenaga baru yang berintegritas, dan pemberian gaji yang layak dapat menciptakan perubahan positif.

Keberhasilan Georgia menunjukkan bahwa negara dapat bangkit dari krisis korupsi dan membangun sistem yang lebih bersih dan transparan. Reformasi di era Saakashvili menjadi inspirasi bagi negara lain yang menghadapi masalah serupa. Reformasi ini menjadi tonggak sejarah bagi Georgia.

Tanggal 23 Februari 2025, Foreignpolicy mengutip pernyataan Mikheil Saakashvili tentang kondisi kepolisian Georgia sebelum reformasi.