John Bollinger: Bitcoin Mencapai Titik Terendah Sejarah

Dikutip dari U Today pada Jumat, 11 April 2025, Bollinger Bands, yang merupakan salah satu metode analisis teknikal yang dikenal luas, menunjukkan bahwa Bitcoin saat ini sedang berada dalam proses pembentukan pola W bottoming. Pola ini biasanya dapat dianggap sebagai sinyal untuk pembalikan bullish di pasar. Seiring dengan fluktuasi harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya, kondisi pasar kripto masih menunjukkan pergerakan yang beragam.

Menurut data dari Coinmarketcap, Bitcoin (BTC) yang merupakan kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar mengalami penurunan harga kembali. Di tengah pergerakan harga yang tidak menentu ini, muncul berbagai spekulasi tentang arah pergerakan Bitcoin ke depannya. Liputan6.com melaporkan bahwa John Bollinger, pencipta Bollinger Bands, membuat pernyataan bahwa harga Bitcoin mungkin sedang dalam perjalanan menuju titik terendah. Pernyataan ini menimbulkan keraguan di kalangan trader mengenai konfirmasi pola tersebut pada grafik mingguan.

Walaupun pola W ini belum terkonfirmasi, harga kripto mengalami lonjakan tajam pada tanggal 9 April lalu. Lonjakan tersebut terjadi bersamaan dengan pergerakan indeks saham utama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penangguhan sementara penerapan tarif yang kontroversial untuk lebih dari 75 negara. Keputusan ini berpengaruh signifikan terhadap sentimen pasar yang terlihat mencerminkan pergerakan positif pada berbagai aset, termasuk Bitcoin.

Namun, situasi pasar tidak selalu stabil. Setelah aksi jual yang terjadi baru-baru ini, Bitcoin sempat menembus support horizontal, menambah keraguan para investor tentang kekuatan bullish yang dapat terjadi. John Bollinger, yang memulai karirnya di dunia analisis keuangan pada tahun 1970-an, dikenal karena berbagai prediksi mengenai pergerakan Bitcoin yang sering kali tepat. Pengalamannya tersebut menarik banyak pengikut dalam komunitas kripto, yang terus memperhatikan setiap indikasi pergerakan harga dari Bitcoin.

Selain Bitcoin, banyak kripto lain juga mengalami pergerakan harga yang cenderung melemah. Misalnya, Binance Coin (BNB) yang kini diperdagangkan dengan harga sekitar Rp 9,71 juta per koin. Kondisi serupa juga terlihat pada XRP yang dibanderol seharga Rp 32.96 ribu per koin. Dalam satu hari terakhir, Dogecoin (DOGE) mengalami penurunan sebesar 2,30 persen, dengan penurunan total sebesar 5,52 persen dalam sepekan. Saat ini, DOGE diperdagangkan di level Rp 2,59 ribu per token.

Di sisi lain, stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) juga mengalami pelemahan tipis, mencerminkan kondisi pasar yang cenderung tidak stabil. Ketidakpastian yang terus berlanjut di pasar kripto ini menciptakan tantangan bagi para trader untuk mengambil langkah selanjutnya. Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto pada hari ini berada di level USD 2,53 triliun, atau setara dengan Rp 42.519 triliun, yang menunjukkan penurunan sekitar 3,24 persen dalam sehari terakhir.

Sebagai penutup, situasi di pasar kripto, khususnya untuk Bitcoin, tetap menjadi perhatian utama bagi para investor. Dengan pola yang belum terkonfirmasi, trader harus tetap berhati-hati dan mempertimbangkan analisis teknikal yang ada. Pergerakan harga yang volatile menjadikan kripto sebagai aset yang penuh risiko, namun juga memberikan peluang yang menarik bagi mereka yang siap mengambil risiko tersebut.

Pasar kripto senantiasa berubah dan dinamis. Selalu disarankan untuk mengikuti perkembangan terkini dan melibatkan diri dalam analisis yang cermat sebelum membuat keputusan investasi. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan membantu Anda memahami situasi terkini di pasar kripto, terutama dalam konteks Bitcoin dan analisis teknikal yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pergerakan harga di masa mendatang.