Peluang Minat Kripto Dari Tarif Impor AS

Binance menilai bangkitnya kembali proteksionisme perdagangan Amerika Serikat (AS) menghasilkan volatilitas di pasar, termasuk dalam kripto. CEO Binance, Richard Teng, mengakui bahwa kebangkitan proteksionisme perdagangan AS ini berdampak signifikan pada ketidakstabilan ekonomi. Dalam laporan yang diterbitkan oleh Binance, diungkapkan bahwa ketegangan perdagangan saat ini serupa dengan ketidakstabilan yang terjadi setelah diberlakukannya Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley pada tahun 1930. Pada masa itu, bea masuk rata-rata AS meloncat dari 2,5% menjadi hampir 19% pada tahun 2024.

Sejak Januari 2025, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, kebijakan perdagangan proteksionis diperluas. Serangkaian tarif terbaru yang diumumkan pada 2 April 2025 menandai peningkatan ketegangan perdagangan global, yang memicu respon balik dari mitra dagang utama. Richard Teng menyebutkan bahwa ketidakpastian makro yang muncul akibat kebijakan tarif baru ini bisa memicu respons penghindaran risiko dalam jangka pendek, yang menunjukkan dampak langsung pada perilaku investor.

Dalam konteks ini, Binance menerbitkan studi baru-baru ini yang menganalisis dampak dari peningkatan tarif dagang yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, serta bagaimana hal ini mengganggu pasar global—termasuk pasar aset digital. Melalui laporan tersebut, Binance memperingatkan bahwa ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dapat mengancam proposisi nilai jangka panjang dari aset kripto.

Richard Teng, sebagai CEO Binance, mencatat bahwa kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Trump berpotensi mempercepat keinginan masyarakat untuk berinvestasi dalam sektor aset digital. Pada laporan tersebut, Binance Research menjelaskan bagaimana pergeseran dalam kebijakan perdagangan ini telah mengguncang kepercayaan investor, menyebabkan valuasi kripto terjun bebas. Teng mencatat, “Sentimen pasar telah berubah menjadi sangat hati-hati, dengan investor bereaksi terhadap pengumuman tarif dalam perilaku 'menghindari risiko' klasik.”

Pada saat yang sama, total kapitalisasi pasar kripto turun sekitar 25,9% dari puncaknya pada Januari, menghapus nilai sebesar USD 1 triliun. Ini menggarisbawahi sensitivitas pasar kripto terhadap ketidakstabilan ekonomi makro. Namun, Richard Teng juga menambahkan bahwa ke depan, lingkungan yang tidak menentu ini dapat mempercepat ketertarikan pada kripto sebagai penyimpan nilai non-berdaulat. Di sisi lain, karena pasar kripto semakin berperilaku seperti aset berisiko, perang dagang yang berkepanjangan kemungkinan besar akan terus membebani arus modal dan meredam permintaan untuk aset digital dalam waktu dekat.

Teng menyampaikan komentarnya kurang dari seminggu setelah Presiden Trump mengumumkan rencana tarif yang secara efektif menetapkan tarif minimum 10% untuk barang dari hampir semua negara. Pengumuman yang mengejutkan ini menyebabkan pasar global terpuruk, dengan banyak pemain kunci di pasar saham AS mengalami fluktuasi yang tak terduga.

Aksi jual yang terjadi telah memengaruhi berbagai aset digital, termasuk Bitcoin dan Ethereum, bahkan <>altcoin<> dan token spekulatif seperti Memecoin yang telah anjlok hingga lebih dari setengah nilai mereka. Namun, meskipun situasi ini menciptakan dampak negatif sementara, efek jangka panjangnya bisa menjadi peluang berharga bagi industri kripto secara keseluruhan.

Investor mulai berpindah kepada lindung nilai tradisional seperti emas, yang melihat lonjakan harga ke level tertinggi sepanjang masa. Banyak pemegang jangka panjang terus memandang Bitcoin dan aset digital lainnya sebagai tempat yang aman selama periode tekanan ekonomi dan perubahan dinamika kebijakan yang sedang berlangsung. Richard Teng mengingatkan bahwa nilai Bitcoin, misalnya, anjlok lebih dari USD 10.000 dalam waktu singkat.

Dengan mengingat faktor-faktor ini, analisis yang mendalam terhadap kebijakan perdagangan dan dampaknya terhadap pasar kripto sangatlah penting. Para investor hendaknya sadar akan dinamika yang muncul dan mengadaptasi strategi mereka agar tetap relevan di pasar yang terus berkembang ini. Masyarakat luas diharapkan lebih memahami risiko dan peluang yang ada di pasar kripto, terutama di saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang melanda saat ini.

Di akhir analisa ini, Binance berpendapat bahwa situasi ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi investor untuk mengevaluasi kembali strategi dan sikap mereka terhadap aset digital. Meskipun ketidakpastian mungkin masih ada, ada juga potensi untuk pertumbuhan di tengah tantangan yang dihadapi. Investor disarankan untuk melakukan riset yang cermat dan terus memantau perubahan yang terjadi di pasar, terutama yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan reaksi pasar terhadapnya.

Dengan demikian, dalam menghadapi perubahan yang terus terjadi baik di sektor perdagangan maupun di pasar kripto, penting bagi investor dan pemangku kepentingan untuk tetap waspada dan beradaptasi sesuai dengan kondisi yang ada. Mengingat bahwa aset digital semakin berintegrasi ke dalam ekosistem keuangan global, memahami pengaruh kebijakan dan tren ekonomi akan membantu dalam merumuskan strategi investasi yang lebih matang dan berkelanjutan.